Ummu Kultsum binti Uqbah: Wanita yang Diuji Keimanannya
Kalian pernah mendengar nama Ummu Kultsum? Apakah kalian tahu siapa itu Ummu Kultsum? Bukan, bukan teman kalian yang bernama Ummu Kultsum atau Ummi Kultsum. Ummu Kultsum yang saya maksud kali ini adalah seorang wanita yang luar biasa yang semoga kita semua dapat meneladani keimanannya. Aamiin allahumma aamiin. Berikut adalah kisah singkat tentang Ummu Kultsum, wanita yang keimanannya diuji langsung oleh Rasulullah dan perintah tersebut langsung dari Allah.
Ummu Kultsum binti Uqbah adalah
seorang shahabiyah yang memiliki keistimewaan. Dialah wanita pertama yang
hijrah ke Madinah setelah Rasulullah SAW dan para sahabatnya hijrah ke sana. Ia
tinggalkan kenyamanan dan keamanan hidup bersama orangtuanya tercinta demi mengikuti
jejak junjungannya itu. Dikisahkan, sebelum masa itu, tak sekalipun Ummu
Kultsum binti Uqbah meninggalkan orangtuanya. Apalagi, ia juga masih berusia
muda sehingga sebetulnya pastilah sulit untuk berpisah dari kedua orangtua dan
keluarganya. Namun, kecintaannya kepada Allah dan Rasul-Nya mengalahkan itu
semua.
Saat mengikuti kepergian Rasulullah,
Ummu Kultsum telah memeluk Islam dan berbai’at kepada Rasulullah. Sementara itu
kedua orangtuanya serta saudara-saudaranya belum ada yang tersentuh cahaya
Islam. Ummu Kultsum meninggalkan rumahnya menempuh perjalanan nun jauh
melintasi gurun pasir ditemani oleh seorang laki-laki dari Bani Khuza’ah. Namun
ternyata, kepergian Ummu Kultsum diketahui oleh keluarganya. Maka menyusullah
kedua kakak laki-lakinya, Al-Walid dan Ammaroh. Dua hari setelah Ummu Kultsum
tiba di Madinah, kedua kakaknya tiba. Mereka pun mendatangi Rasulullah untuk
meminta adik mereka kembali bersama mereka. Ummu Kultsum merasa sangat khawatir
dengan kedatangan kedua kakak laki-lakinya itu. Apalagi saat ada perjanjian
Hudaibiyah yang salah satunya berisi kesepakatan bahwa “seorang pemuda atau
pemudi yang masih berayah atau berpenjaga jika mengikuti Muhammad tanpa izin,
maka akan dikembalikan lagi kepada ayah atau penjaganya”.
Pada Rasulullah, Ummu Kultsum
mengadukan kegundahannya. “Ya Rasulullah, aku ini seorang wanita yang dianggap
lemah. Aku takut mereka akan mengganggu aku dalam beragama sehingga aku tidak
sabar, sehingga Allah membatalkan janjinya untuk kaum wanita”, ungkap Ummu
Kultsum.
Maka dari ucapan itu, Allah kemudian
menurunkan surah Al-Mumtahanah ayat 10-11, yang berbunyi “Wahai orang-orang
yang beriman, apabila perempuan-perempuan mukmin datang berhijrah kepadamu,
maka hendaklah kamu uji keimanan mereka…” dalam ayat tersebut Allah juga
menegaskan bahwa tidak boleh wanita-wanita yang sudah beriman itu dikembalikan
kepada suami atau keluarga mereka yang masih kafir. Dan bahwa tidak halal
suami-suami yang kafir untuk istri yang mukmin. Maka Rasulullah pun
melaksanakan perintah Allah dengan menguji keimanan Ummu Kultsum. Caranya
yaitu, Ummu Kultsum dan wanita-wanita yang hijrah sesudahnya diminta untuk
bersumpah setia. Jika sudah bersumpah, maka mereka tidak akan dikembalikan. Seusai
mengucapkan sumpahnya, legalah hati Ummu Kultsum karena kini ia tidak akan
dikembalikan kepada keluarganya.
Semasa hidupnya, Ummu Kultsum telah
meriwayatkan 10 hadits. Salah satunya adalah tentang dilarangnya dusta kecuali
dalam 3 perkara, yaitu dalam kondisi perang, mendamaikan sesama manusia serta percakapan suami kepada istrinya
dan istri kepada suaminya.
Ketika meninggalkan Makkah menuju
Madinah, Ummu Kultsum belum bersuami. Lalu selama perjalanan hidupnya, ia
menikah dengan beberapa sahabat yaitu Zaid bin Haritsah, Az-Zubair, Abdurrahman
bin Auf, dan terakhir dengan Amr bin Ash yang menjadi suami terakhir sampai
wafatnya Ummu Kultsum. Allahu yarhamh.
Komentar
Posting Komentar