Ibnu Abbas: Sang Lautan Ilmu yang Dido'akan Rasulullah
Mungkin nama Ibnu Abbas cukup familiar di telinga kita. Tapi tahukah kalian, siapa sebenarnya Ibnu Abbas? Mengapa ia memiliki banyak sekali julukan dalam dunia Islam? Seperti Hibrul Ummah yang artinya guru atau pemimpin ummat, Faqihul Ashr yang artinya orang yang paling pandai memahami agama di masanya, Imam Tafsir, bahkan ia diberi gelar al-Bahr yang artinya lautan karena ilmunya yang begitu luas. Dan masih banyak lagi julukan luar biasa lainnya yang diberikan kepadanya. Semoga kita sebagai penuntut ilmu, dapat meneladani keteguhan Ibnu Abbas dalam menuntut ilmu. Aamiin allahumma aamiin.
Abdullah bin Abbas r.a. atau dikenal pula dengan Ibnu
Abbas adalah keponakan dari istri Rasulullah SAW, Maimunah binti Al Harits. Meski
begitu, ia tak menikmati kebersamaan bersama Rasulullah untuk waktu yang lama. Usianya
baru 13 tahun ketika Rasulullah meninggalkan kaum muslimin untuk
selama-lamanya. Namun singkatnya waktu yang dihabiskan bersama Rasulullah tak
berlalu begitu saja. Bagi Abdullah bin Abbas tahun-tahun singkat bersama
Rasulullah tersebut adalah masa pembelajaran yang luar biasa yang telah
membawanya menjadi pribadi yang matang.
Ia pula yang berkesempatan mendapat nasihat yang sarat
makna dari Rasulullah. Kala itu Rasulullah berucap “Jagalah (ajaran-ajaran)
Allah, niscaya kamu akan mendapatkan-Nya selalu menjagamu. Jagalah (larangan-larangan)
Allah, maka kamu akan mendapati-Nya selalu dekat di hadapan-Mu. Kenalilah Allah
dalam sukamu maka Allah akan mengenalimu dalam duka. Jika kamu meminta,
mintalah kepada-Nya. Jika kamu butuh pertolongan, mohonlah kepada-Nya. Semua hal
itu telah selesai ditulis.”
Dalam satu riwayat mengenai dirinya dikisahkan bagaimana
suatu ketika Abdullah bin Abbas ingin mengetahui bagaimana Rasulullah melakukan
sholat. Maka ia pun menginap di rumah istri Rasulullah yang juga bibinya,
Maimunah binti Al Harits. Sepanjang malam ia berjaga menunggu Rasulullah
terbangun dari tidurnya. Ketika suara Rasulullah terdengar, bergegas diambilnya
air di dalam wadah untuk wudhu Rasulullah. Mendapat perlakuan tersebut
Rasulullah merasa terharu. Diusapnya kepala Abdullah bin Abbas sambil berdo’a, “Ya
Allah berikan dia keahlian dalam agama-Mu dan ajarilah dia tafsir kitab-Mu.”
Do’a Rasulullah malam itu kemudian dikabulkan oleh Allah
SWT. terbukti Abdullah bin Abbas tumbuh menjadi pemuda yang selalu haus menimba
ilmu. Otaknya amat cerdas tak hanya di kalangan pemuda seusianya namun juga di
kalangan para sahabat yang usianya jauh melebihi dirinya. Karena keluasan ilmu
yang melebihi usianya, Umar bin Khattab menjuluki Abdullah bin Abbas sebagai
pemuda tua. Bahkan Umar r.a. sering mengajak Abdullah bin Abbas untuk duduk
dalam forum diskusi yang membahas berbagai masalah. Bahkan masalah pelik
sekalipun. Umar bahkan pernah mengikuti saran Abdullah bin Abbas tanpa menambah
atau mengurangi nasihat itu sedikit pun.
Sa’ad bin Abi Waqqas r.a. menggambarkan Abdullah bin
Abbas sebagai orang yang paling cepat mengerti, berpikiran tajam, banyak
menyerap ilmu, dan sangat santun. Dikisahkan bahwa Abdullah bin Abbas rajin
menyambangi sahabat-sahabat senior untuk memetik hikmah dari mereka. Apa pun
yang belum ia ketahui akan ia tanyakan pada orang yang ia anggap punya ilmu tentangnya.
Kadang ia tak segan untuk tidur di depan rumah sahabat tempat ia akan menimba
ilmu. Hal ini dilakukannya karena ia enggan mengganggu tuan rumah yang tengah
beristirahat. Tuan rumah yang dikunjunginya merasa amat terkejut ketika
menemukan Abdullah bin Abbas tidur di depan pintu rumah mereka tanpa alas
apapun. “Wahai keponakan Rasulullah, seharusnya bukan engkau yang menyambangi
kami, kamilah yang harusnya mendatangimu” ujar mereka.
Suatu ketika, karena mengagumi kecerdasannya, seseorang
bertanya kepada Abdullah bin Abbas, “Bagaimana anda bisa memiliki ilmu sebanyak
ini ya Ibnu Abbas?” Tanya lelaki itu. Ibnu Abbas menjawab, “Dengan lidah yang
gemar bertanya, dengan akal yang suka berpikir”.
Selain keutamaannya dalam ilmu, Abdullah bin Abbas juga
seseorang yang mengasisi sesama. Ia bahkan akan merasa sangat bahagia bila
mendengar kabar bahwa hujan telah turun di suatu daerah, walaupun daerah dan
orang-orang di sana sama sekali tak dikenalnya. Baginya kebahagiaan seseorang
yang bahkan tak ia kenal pada hakikatnya adalah kebahagiaan dirinya juga.
Ketika berada di masa pemerintahan Utsman bin Affan,
Abdullah bin Abbas berjihad ke Afrika Utara atas perintah Khalifah. Saat itu Abdullah
bin Abbas juga berangkat sebagai seorang juru dakwah.
Salah satu sumbangsih Abdullah bin Abbas pada Islam
tercatat pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib. Saat itu Abdullah bin Abbas
menawarkan diri menjadi utusan untuk berdialog dan berdakwah dengan kaum
Khawarij. Dengan kepiawannya, Abdullah bin Abbas berhasil mengajak 15.000 kaum
Khawarij untuk kembali pada jalan yang benar. Wallahu a’lam bisshowaab. Allahu
yarhamhu.
Komentar
Posting Komentar