Kepergian Sang Pengawal
Kata orang, kematian adalah nasehat terbaik untuk seorang manusia yang bernyawa.
Dan kini, nasehat itu telah sampai kepada kami. Bukan, bukan karena nasehat-nasehat sebelumnya yang kami terima tak pernah kami hiraukan. Tapi karena nasehat itu kali ini langsung datang dari sahabat terdekat kami. Ya, kita semua tahu siapa dia, Pp Wima Radansa.
Tanyalah semua orang yang pernah mengenal dan atau hidup bersamanya. Bukan, dia bukan terkenal karena dia pernah menjadi seorang ketua. Bukan pula karena bakatnya. Bukan pula karena orangtuanya. Tapi, karena dia adalah orang baik. Dia seseorang yang sangat baik, ramah, supel, humoris, peka, kuat, hebat, dan selalu mengayomi. Mungkin sebutan pengawal sangat pantas kita tautkan padanya. Dia selalu ada untuk teman-temannya baik saat suka maupun duka. Ya, dia benar-benar selalu ada.
Semua yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Kemarin gilirannya, mungkin esok giliran kita.
Abi pernah berkata, seharusnya orang yang meninggal tak perlu ditangisi. Karena orang yang meninggal adalah orang yang berbahagia.
Bagaimana bisa seorang yang meninggal dikatakan bahagia? Tentu saja bisa, dengan meninggalkan dunia yang fana ini, dia bisa lebih cepat melanjutkan perjalanan menuju kesempurnaan. Dengan meninggalkan dunia ini, dia bisa lebih tenang di alam sana karena terhindar dari segala kerusakan, kepalsuan, keburukan, kejahatan, dan segala maksiat dunia.
Apalagi jika seorang yang meninggal adalah orang sebaik dirinya. Meskipun ia telah tiada, namanya tetap diingat oleh setiap yang mengenalnya, senyumnya tetap terbayang dalam lamunan, kebaikannya tetap membekas dalam hati setiap orang. Sehingga, akan banyak sekali yang mendo’akannya. Meskipun ia sudah berada di dalam kubur, kiriman do’a akan selalu mengalir untuknya dari setiap sudut-sudut kota di seluruh dunia. Maka, berbahagialah ia.
Untuk Pp, sahabat kami yang
kami cintai.
Halo sobat, bagaimana kabarmu
di sana? Jauh lebih baik bukan?
Pasti kau sudah merasa tenang.
Tak perlu lagi hidup dengan penuh kepura-puraan.
Ya, kami tau selama ini kau
terlalu sering berpura-pura. Berpura-pura bahagia khususnya.
Kami terlalu sibuk mengeluhkan
keadaan kami padamu tanpa ingin tahu bagaimana keadaanmu
Kami terlalu sibuk
mengutarakan perasaan kami padamu tanpa ingin tahu bagaimana perasaanmu
Sungguh, kami egois.
Raut wajah ceriamu, suaramu
yang serak, senyuman lebarmu, kini terbayang jelas di benak kami.
Sungguh kawan,
Kami pikir, kau selalu
bahagia.
Kami pikir, kau selalu kuat.
Terkadang kami lupa, kau juga
manusia biasa.
Hari ini tepat 2 minggu sejak kepergianmu
menyusul Ayahmu di tempat peristirahatan terakhir.
Kau takkan pernah terlupa
kawan.
Kau selalu ada di sini, di
dalam hati kami.
Kau selalu hadir dalam
mimpi-mimpi kami.
Terimakasih atas segala kenangan indah yang kau ukir pada setiap memori.
Terimakasih karena selalu ada.
Sungguh segala kebaikanmu kan selalu abadi dalam sanubari.
Beristilahatlah dengan tenang
di sana, do’a kami untukmu kan selalu melangit dari sini.
Semoga
Allah mempertemukan kita kembali di surga-Nya. Aamiin.
:(((
BalasHapus😰😥😢ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
BalasHapus❣️❣️❣️❣️❣️
BalasHapus